Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaNews

Gubernur Sumut Bobby Nasution Dorong Penguatan Harmonisasi SARA Lewat Dialog Kebangsaan di UMSU

45
×

Gubernur Sumut Bobby Nasution Dorong Penguatan Harmonisasi SARA Lewat Dialog Kebangsaan di UMSU

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Moranews Medan — Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution mendorong penguatan harmonisasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) melalui penyelenggaraan Dialog Kebangsaan sebagai bagian dari kebijakan pemerintah daerah dalam menjaga persatuan nasional di tengah keberagaman masyarakat.

Dialog Kebangsaan yang digelar melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Sumatera Utara (Kesbangpol Provsu) tersebut berlangsung di Auditorium Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Kampus III, Medan, Jumat (19/12/2025).

Example 300x600

Kegiatan ini diikuti sekitar 400 peserta yang berasal dari unsur mahasiswa, organisasi keagamaan, serta organisasi kemasyarakatan. Forum dialog menjadi ruang strategis untuk mempertemukan berbagai elemen bangsa dalam membangun pemahaman, empati, dan komitmen bersama menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dialog Kebangsaan secara resmi dibuka oleh Kesbangpol Provsu yang diwakili Rektor I UMSU, Prof. Dr. Muhammad Arifin, SH., M.Hum, didampingi kabid Ketahanan Ekonomi, Sosial Budaya, Agama dan Ormas Drs. Evangani Parlindungan Siahaan, M. Si.

Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa dialog kebangsaan merupakan instrumen penting dalam mengelola keberagaman secara konstruktif dan berkelanjutan.

Menurut Prof. Muhammad Arifin, keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan merupakan keniscayaan sekaligus anugerah yang harus dikelola secara arif agar menjadi kekuatan sosial.

“Perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan adalah sebuah keniscayaan sekaligus anugerah. Perbedaan itu akan menjadi kekuatan apabila dikelola dengan bijak, penuh kebijaksanaan, dan kasih sayang,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa Indonesia merupakan mozaik kebangsaan yang disatukan oleh nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan rasa kebangsaan. Di tengah dinamika demokrasi dan pembangunan, dialog dinilai menjadi sarana efektif untuk meredam potensi konflik sosial yang dipicu prasangka maupun provokasi berbasis identitas.

“Dialog kebangsaan adalah ruang untuk saling mendengar dan memahami, serta membangun jembatan kebersamaan, bukan sekat pemisah,” katanya.

Dialog Kebangsaan ini menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain perwakilan Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Utara H. Ibnu Mufid, S.Ag., MM, Prof. Dr. H. Arifinsyah, M.Ag, serta Dr. Bakhrul Khair Amal., M.Si. Para narasumber membahas penguatan toleransi, moderasi beragama, serta peran strategis masyarakat dan generasi muda dalam menjaga harmonisasi SARA.

Dalam pemaparannya, Dr. Bakhrul Khair Amal menegaskan bahwa harmoni sosial merupakan proses yang harus dibangun secara konsisten melalui komitmen bersama dan kebijakan yang berkelanjutan.

“Harmoni suku dan agama di Sumatera Utara adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir. Dengan komitmen dan tindakan nyata, kita dapat mewujudkannya,” ujarnya.

Salah satu narasumber juga menekankan pentingnya menumbuhkan sikap saling menghormati sesuai norma dan hukum yang berlaku. Perbedaan pandangan dinilai harus disikapi melalui musyawarah untuk mencapai mufakat, serta penanaman nilai toleransi sejak dini tanpa membedakan usia, agama, ras, maupun budaya.

Melalui Dialog Kebangsaan ini, Kesbangpol Provsu berharap terhimpun berbagai saran dan langkah konkret yang dapat diterapkan mulai dari lingkungan keluarga, pendidikan, komunitas sosial, hingga ruang digital, sebagai bagian dari kebijakan daerah dalam memperkuat persatuan dan menjaga stabilitas sosial di Sumatera Utara.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *